BORDERLINE PERSONALITY DISORDER




Gangguan kepribadian Borderline pada dasarnya adalah gangguan emosional yang mempengaruhi prilaku, hubungan interpersonel, dan citra diri seseorang. Penyebabnya sementara ini diduga kuat terbawa dari lingkungan keluarga dimana ia dibesarkan. Gangguan genetis dan fungsi otak yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan kepribadian ini. Selain itu, beberapa faktor external juga dapat memicu munculnya gangguan kepribadian Borderline. Gejala gangguan kepribadian Borderline kebanyakan ditemukan pada orang dewasa di atas 18 tahun.

Orang-orang dengan gangguan kepribadian Borderline merasa sulit untuk menafsirkan realitas sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Mereka terlihat menghargai orang dan mengidealkan mereka, sedangkan di sisi lain merendahkan dan mengabaikan orang tertentu. Mereka mempunyai harapan yang tinggi dari orang lain dan menjadi sangat kecewa ketika keinginan dan harapan mereka tidak terpenuhi.

Gangguan kepribadian ini nampak terlihat mempengaruhi 2% dari populasi orang dewasa, dan sebagian besar dari mereka adalah perempuan. Beberapa penderita cenderung melukai diri sendiri meski tanpa niat bunuh diri, sedangkan dalam kasus yang parah akan terjadi juga prilaku bunuh diri.


Gejala gangguan kepribadian Borderline

Orang dengan gangguan kepribadian ini sering menghadapi kesulitan dalam mengendalikan emosi mereka. Mereka menjadi begitu hypersensitive terhadap hubungan interaksi sosial.  Beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan seseorang dapat menderita gangguan kepribadian Borderline adalah sebagai berikut:
  • Tiba-tiba tanpa alasan yang jelas merasa tertekan dan marah tanpa alasan yang pasti. Hal ini dapat terjadi selama beberapa jam atau mungkin berlangsung selama beberapa hari.
  • Tindakan impulsif yang dapat menimbulkan resiko. Beberapa contoh impulsif tersebut termasuk mengemudi dengan ugal-ugalan, penyimpangan seks, peyalahgunaan obat-obatan, belanja tak terkendali dan sebagainya.
  • Mereka menjalani hdup dalam ketakutan karena merasa ditinggalkan. Mereka mulai membayangkan bahwa orang yang mereka cintai meninggalkan mereka selamanya. Meskipun pada kenyataannya tidak ada hal-hal seperti itu yang terjadi. Maka mereka terkadang menjadi overprotektif, dan melakukan apapun agar hal yang ditakutkan tidak terjadi
  • Ketika mereka kehilangan kontrol atas emosinya, mereka mungkin berubah menjadi destruktif. Sebagai hasil, mungkin mengakibatkan perkelahian. Mereka bahkan dapat memukul orang yang mereka cintai.
  • Prilaku merusak diri sendiri dapat diamati pada beberapa dari mereka. Mereka cukup sering mempunyai pikiran untuk bunuh diri.
  • Mereka suka untuk mengevaluasi situasi dan orang-orang di sekitar mereka hanya dalam skala positif atau negatif. Jadi, mereka bisa mengagumi seseorang dan juga membenci orang pada saat yang bersamaan. Persepsi mereka terus berubah dari waktu ke waktu. Untuk alasan ini, mereka mempunyai banyak gejolak emosional sepanjang waktu.
  • Mereka bukan hanya memiliki masalah dengan orang lain, tapi juga dengan diri sendiri. Mereka selalu merasa bahwa mereka tidak berharga dan memerlukan jaminan terus menerus dari orang lain tentang citra diri mereka. Mereka sering merasa ditinggalkan dan dicekam kesepian dan kebosanan.
Gangguan kepribadian borderline diyakini bahwa terjadinya dimulai dari saat pubertas. Namun, karena perubahan suasana hati, depresi, iritabilitas, prilaku impulsif selama masa remaja, maka sangat sulit untuk mendiagnosis gangguan ini di saat itu.


Pengobatan gangguan kepribadian Borderline

Psikoterapi adalah sesuatu yang dipandang sebagai cara efektif bagi banyak penderita. Sebuah pengobatan psikososial atau disebut terapi dialektis telah secara khusus dikembangkan untuk mengobati. Terapi ini berhubungan dengan masalah kepercayaan diri dan melibatkan kombinasi dari latihan kesadaran, pelatihan ketrampilan sosial, teknik meditasi dan program edukatif. Obat-obatan tidak dianggap sebagai pilihan pertama, namun pengobatan farmakologis tertentu diberikan kepada pasien sesuai dengan gejala yang spesifik.
Yang menjadi kendala adalah, karena gejala gangguan kepribadian Borderline banyak ditemui di masyarakat umumnya, maka penderita merasa tidak ada masalah dalam dirinya. Karena itu penderita merasa tersinggung jika di diagnosa menderita gangguan kepribadian. Karena anggapan umum yang berlaku di masyarakat Indonesia, gangguan kepribadian disamakan dengan sakit jiwa. 


Penanganan BPD melalui psikoterapi bermaksud membantu penderita memiliki hidup yang lebih stabil dan mengarahkan aspek kehidupannya menjadi lebih baik. Psikoterapi yang juga disebut dengan talk therapy merupakan pendekatan mendasar dalam penanganan BPD untuk membantu penderita memahami kondisi ini dan berfokus pada kemampuannya saat ini. Psikoterapi juga bertujuan membantu penderita BPD dalam mengatur sisi-sisi emosi yang membuat dirinya tidak nyaman, mengenali dirinya sendiri, serta mengendalikan perasaannya terhadap diri sendiri dan orang lain.

Psikoterapi bermaksud melatih penderita dalam mengenali dan menganalisis perasaannya sendiri. Penderita juga diharapkan mampu menekan perasaannya yang impulsif, misalnya menahan amarah yang timbul akibat situasi yang dihadapinya. Dengan demikian dapat mengurangi perilaku kasar dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas hubungan sosial. Maka dari itu, penderita BPD akan menjalani suatu bentuk terapi psikologi.


Komplikasi gangguan kepribadian Borderline

Jika tidak mendapatkan pengobatan yang sesuai, borderline personality disorder (BPD) berisiko mengganggu berbagai aspek dalam kehidupan penderita, seperti :



  • Depresi
  • Mengidap gangguan kecemasan
  • Mengidap gangguan pola makan
  • Mengidap gangguan kepribadian
  • Kehilangan hubungan yang baik dengan sesama maupun pasangan, baik dalam pertemanan maupun perkawinan.
  • Berada dalam hubungan yang tidak sehat atau penuh kekerasan
  • Kehilangan pekerjaan atau sering berganti pekerjaan
  • Kehilangan kesempatan dalam menyelesaikan pendidikan


  • Dengan demikian, gangguan kepribadian Borderline adalah suatu kondisi gangguan kepribadian berkepanjangan dalam fungsi kepribadian seseorang, dimana penderita berjalan melalui serangkaian pasar surut suasana hati. Mereka hidup dalam ketakutan, kesepian dan panik ketika seseorang yang mereka cintai terpisah. Mereka merasa begitu tertekan sehingga mereka mencoba merugikan atau merusak diri mereka sendiri.

    Jika anda menduga bahwa orang-orang terdekat anda mengalami gangguan kepribadian borderline, anda tidak perlu takut. Karena gangguan kepribadian Borderline mempunyai peluang besar untuk diobati.

    Komentar