TIDAK BOLEHKAH KITA MENGHAKIMI ?



Alkitab, Injil Lukas 6 : 37 : "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.

Ayat di atas paling sering dipakai ketika ada orang yang mengecam orang lain ataupun menilai orang lain.

Banyak orang salah menafsirkan ayat ini. Mereka beranggapan bahwa bagian ini melarang kita untuk menyalahkan orang lain, mengecam orang lain, dan yang paling ekstrim bahkan menganggap ini sebagai dasar untuk melarang adanya pengadilan. Apa alasannya untuk mengatakan bahwa ini merupakan penafsiran dan penggunaan yang salah dari bagian ini?
Baik dalam Alkitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, pengadilan bukan hanya diijinkan, tetapi diharuskan.
Yesus sendiri juga mengecam dan mengutuk orang Farisi dan ahli Taurat (Lukas 11:42-44, Lukas 20: 45-47)
Yesus menyarankan kita untuk menghakimi asal kita melakukannya dengan adil, dengan mempertimbangkan fakta-fakta secara keseluruhan. ( Yohanes 7 : 24  "Janganlah menghakimi menurut apa yang tampak, tetapi hakimilah dengan adil")

Menurut Martin Llyod Jones, hal ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh mengecam orang atau membentuk suatu pandangan tentang orang itu. Sebagai dasar ia mengatakan bahwa dalam Injil Matius larangan menghakimi ini (Matius 7:1-5) disusul dengan larangan untuk memberikan barang kudus kepada anjing atau mutiara kepada babi (Matius 7:6). Bagaimana kita bisa mentaati larangan ini kalau kita tidak lebih dulu membentuk suatu pandangan bahwa seseorang itu adalah anjing / babi, yang tidak layak diberi mutiara / barang yang kudus? Juga Matius 7:15 menyuruh berhati-hati terhadap nabi-nabi palsu, dan Matius 7:16 mengatakan bahwa dari buahnya kita mengenal pohonnya. 

1 Tesalonika 5:21 - “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik”.

Kalau kita tidak boleh membentuk suatu pandangan tentang seseorang, bagaimana kita bisa mentaati perintah ini?
Bagaimana kita bisa mentaati perintah ini kalau tidak lebih dulu membentuk suatu pandangan tentang seseorang? 

Menurut William Hendriksen, Lukas 6:37 kadang-kadang digunakan sebagai suatu alasan untuk tidak melakukan disiplin.

Martin Lloyd Jones juga mengatakan bahwa orang yang tidak senang dengan doktrin, biasanya selalu menganggap orang yang menganggap sesat seorang nabi palsu, sebagai menghakimi. Mengapa? Karena ia sendiri tidak senang dengan doktrin, maka ia tidak bisa mengerti mengapa hal seperti itu dipersoalkan. Ia tidak bisa mengerti mengapa seseorang begitu keras berpegang pada doktrin itu, dan menyalahkan doktrin lain, yang menurut pandangannya tidak terlalu berbeda. 

Menurut Martin Lloyd Jones, orang-orang yang tidak menyenangi doktrin biasanya adalah mereka yang bersalah pada bagian tersebut. Karena mereka tidak mempunyai pengertian tentang doktrin, mereka hanya bisa berbicara dalam persoalan tentang kepribadian; sehingga pada saat seseorang mempertahankan suatu prinsip atau doktrin, mereka mulai berkata bahwa orang itu adalah orang yang sukar dipuaskan / disenangkan.

Bertentangan dengan banyak orang zaman sekarang yang menganggap bahwa kita sama sekali dilarang untuk menghakimi, hampir semua penafsir Alkitab mengatakan bahwa kita harus menghakimi !

Banyak hal yang harus kita hakimi; doktrin-doktrin yang baru, kebiasaan-kebiasaan yang baru, metode-metode yang baru tentang ibadah / penyembahan dan juga tentang pekerjaan. Dan kita harus menghakimi hal-hal itu, dengan akal, dengan hati nurani, juga dengan Kitab Suci, sehingga kita tahu jalan mana yang harus kita ikut.

Kita juga harus menghakimi manusia. Kita harus memutuskan apakah kita akan memberikan mereka kepercayaan kita, persahabatan kita; apakah kita akan menerima mereka ke dalam lingkungan keluarga, ke dalam masyarakat. Menolak untuk menghakimi manusia berarti mengabaikan salah satu kewajiban yang paling serius dan penting dari hidup kita.

Menurut Calvin, teks ini disalahgunakan oleh orang-orang yang ingin membuat penghakiman terbatas atau tak berlebihan yang dinasehatkan Kristus sebagai suatu alasan untuk menyingkirkan semua perbedaan antara baik dan jahat. 
Kita bukan hanya diijinkan, tetapi bahkan diharuskan, untuk mengecam semua dosa; kecuali kita memilih untuk memberontak terhadap Allah sendiri, - tidak, mencabut hukum-hukumNya, membalik keputusan-keputusanNya, dan membalik takhta penghakimanNya. Merupakan kehendakNya bahwa kita menyatakan hukuman yang Ia umumkan terhadap tindakan-tindakan manusia: hanya kita harus menjaga kerendahan hati satu terhadap yang lain, sehingga menjadi nyata bahwa Tuhan adalah satu-satunya Pemberi hukum dan Hakim.

Kalau begitu, apa arti yang benar dari kata-kata ‘jangan menghakimi’ ini?

Larangan menghakimi ini kelihatannya ditujukan kepada para ahli Taurat dan orang Farisi, dan / atau orang-orang yang segolongan dengan mereka, yang :
  • menganggap diri sendiri benar, 
  • terlalu gampang dan cepat menyalahkan orang lain , tanpa mengetahui seluruh persoalannya lebih dulu). 
  • mengecam tanpa kasih atau belas kasihan. Penghakiman seperti ini mempunyai kecenderungan untuk menghancurkan dari pada memperbaiki. 
  • Membesar-besarkan kesalahan orang lain. 
  • Merasa senang pada saat bisa menemukan dan mengecam kesalahan orang lain.
Kita sebagai kaum ber-agama hendaknya menjauhi spirit "suka menghukum" ini. 

Apa yang dimaksud dengan spirit suka menghukum ? Itu adalah sikap yang merasa dirinya sendiri selalu benar, suatu perasaan superior yang dapat membawa kita kepada sikap suka mengkritik. 

Komentar