7 KESALAHAN FATAL DALAM MEMBANGUN KEBIASAAN YANG PRODUKTIF



Perjalanan merajut kesuksesan itu mungkin sangat sederhana. Cukup dengan mengembangkan kebiasaan baik dan kita dapat merubah hidup kita.

Mau kaya ? rajinlah menabung . Mau pintar ? rajinlah belajar. Mau sehat ? rajinlah berolahraga. Mau langsing ? stop makan bakso, steak, dan lemak2 lain. Terlihat simple bukan ? yang rumit adalah bagaimana menerapkan kata "RAJIN" dalam diri kita secara KONSTAN.

Berikut 7 kesalahan fatal yang tanpa sadar kita lakukan ketika mau membangun "sikap rajin" dan prilaku produktif dalam hidup kita:

Mengandalkan "Kemauan Pribadi" untuk Perubahan Perilaku Jangka Panjang

Ini kesalahan mendasar yang sering menjebak orang. Benar kemauan atau niat itu penting, namun faktanya cadangan kemauan orang itu sangat terbatas. Dan kemauan kuat itu ternyata mudah lenyap. Itulah mengapa banyak orang menggebu-gebu di awal, namun pelan-pelan pudar semangatnya.
Banyak inisiatif perubahan yang kemudian gagal karena kesalahan ini.

Langsung mencoba lompatan besar, bukan langkah per langkah

Kesalahan ini terjadi karena kita terlalu ambisius. Faktanya mengubah habit jauh lebih mudah dilakukan dari tujuan yang mudah dicapai. Misalnya daripada langsung lari pagi 10 km, mungkin lebih baik kita mulai dengan jalan kaki 5 menit per 2 hari sekali. Kemudian bulan depan menjadi 10 menit, dst.
Riset membuktikan, cara yang kedua ini akan jauh lebih sukses dijalankan.

Mengabaikan bagaimana lingkungan membentuk perilaku.
Lingkungan Anda punya pengaruh besar terhadap habit dan perilaku Anda.
Ribuan motivator kelas dunia bisa didatangkan dari antah berantah, namun hasilnya tetap akan sama : sepanjang lingkungan Anda tidak di ubah. Lingkungan kita harus di desain supaya kompatibel dan mendukung perubahan kebiasaan yang kita tuju.

Contoh : Jika anda mau langsing, jauhi teman "pemakan segala" yang terus membujuk anda untuk mencoba menu makanan baru di mall.

Menyalahkan kegagalan karena Kurangnya Motivasi.

Ini adalah kesalahan yang lazim terjadi. Sedikit-sedikit, menyalahkan motivasi ketika seseorang tidak mau berubah perilakunya. Kurangnya rasa tanggung jawab membuat orang mencari-cari kesalahan siapa ketika ia mengalami kurangnya motivasi. Dengan begitu, lambat tapi pasti kita akan memiliki rasa kurang percaya diri atau merasa diri selalu gagal.

Padahal, yang perlu kita lakukan adalah mencari cara agar kebiasaan baru dapat menjadi lebih mudah dilakukan.

Contoh : merubah kemalasan orang membayar tagihan bukan dengan menasehati supaya bayar tepat waktu, tapi cukup sediakan sistem autodebet yang memudahkan proses. Tapi, masih banyak orang yang menyalahkan motivasi pelanggan yang malas membayar tagihan TANPA berpikir untuk menyediakan sistem yang dapat mengubah prilaku. Karena pada dasarnya, orang malas untuk berubah.

Percaya bahwa Informasi mendorong kita Bertindak.

Terkadang kita terus saja memberikan nasehat informasi, seolah-olah ini akan mendorong perubahan perilaku seseorang. Hal ini kurang tepat.
Nasehat dan informasi verbal itu nyaris tidak punya dampak pada perubahan perilaku. Mengubah perilaku hanya dengan nasehat, wejangan atau informasi hanya akan membuat orang bosan atau frustasi.

Berfokus pada Tujuan yang tidak jelas

"Saya ingin sehat, saya ingin kaya, saya ingin langsing dll" , Ini tujuan yang terlalu abstrak dan menurut riset, tidak mendorong perubahan perilaku.

Mari mulai membuat tujuan yang lebih spesifik seperti
- "Mulai besok saya akan sit up 7 kali per hari"
- "Mulai bulan ini saya harus menabung 250 ribu/bulan"
- "Seminggu ini saya tidak makan martabak"

Sasaran yang lebih konkrit semacam ini JAUH memberikan dampak bagi perubahan perilaku

Menganggap bahwa perubahan prilaku itu sulit

Kesalahan terakhir ini terjadi karena terlalu mengandalkan kemauan pribadi dan motivasi (yang cadangannya tipis) dan juga tidak dibangun berdasar strategi yang tepat. Padahal mengubah perilaku itu akan jauh lebih mudah kalau saja kita bisa menjalankan strategi yang dipaparkan diatas : mulailah dengan perubahan kecil, ciptakan sasaran yang konkrit, dan desain sistem atau konteks yang mendukung perubahan perilaku (ingat : kasus auto debet diatas).

Develop good habits. Develop good behaviors. For Your Fantastic Life.

Komentar