INTEGRITAS



Jika mendengar kata integritas, hal yang pertama kali terngiang di benak kita adalah permasalahan kepemimpinan. Masalah kepemimpinan memang sering kali dikait – kaitkan dengan istilah yang satu ini. 

Ada banyak ahli manajemen yang mengatakan bahwa setiap pemimpin yang berhasil, selalu dilandasi dengan integritas yang tinggi. Menurut mereka, tanpa integritas yang tinggi, kepemimpinan yang dilaksanakannya tidak akan sukses atau pun berhasil.

Kata integritas pada dasarnya berasal dari bahasa Latin yaitu dari Kata Integer yang artinya lengkap atau pun utuh. Jika diartikan dari asal katanya, maka kata integritas dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang utuh dan lengkap yang didasari dengan kualitas, kejujuran, serta konsistensi karakter seseorang. Ada juga yang mengartikan integritas sebagai keunggulan moral dan menyamakan integritas sebagai “jati diri”.

Integritas juga diartikan sebagai bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kode etik, dengan kata lain integritas diartikan sebagai “menyatunya kata-kata dengan perbuatan”

Paul J. Meyer mengatakan , "Integritas itu nyata dan terjangkau dan mencakup sifat seperti: bertanggung jawab, jujur, menepati kata-kata, dan setia. Jadi, saat berbicara tentang integritas tidak pernah lepas dari kepribadian dan karakter seseorang, yaitu sifat-sifat seperti: dapat dipercaya, komitmen, tanggung jawab, kejujuran, kebenaran, dan kesetiaan."

Betapa sering kita meremehkan dan memandang sebelah mata terhadap arti penting sebuah integritas. Padahal, walaupun ada pengorbanan dan harga yang harus dibayar demi sebuah integritas, akan lebih banyak risiko dan akibat fatal yang terjadi jika harus mengorbankan integritas. Bila kita tidak memperhatikan sikap dan tindakan, kenikmatan sesaat seringkali berujung pada akibat buruk yang berkepanjangan.

Kejujuran itu berarti menyampaikan kebenaran, dan ucapannya sesuai dengan kenyataan. 
Sedang integritas membuktikan tindakannya sesuai dengan ucapannya. 
Orang yang memiliki integritas dan kejujuran akan menunjukan ke-auntetikan dirinya sebagai orang yang bertanggung-jawab dan berdedikasi.

Kualitas kepribadian seseorang itu berbanding lurus dengan integritas dirinya. Dan orang yang memiliki integritas lebih menyukai proses yang benar untuk menghasilkan sesuatu yang benar.

Integritas diri menjadi cerminan pribadi seseorang.

Integritas dan kepemimpinan itu sangat erat satu sama lain. Stephen Covey menyebutkan integrity is doing what we say will do. Seorang pemimpin harus dapat bertindak secara konsisten antara kata dan perbuatan.

Integritas akan menjaga seseorang supaya tidak keluar dari jalurnya saat ingin mencapai sesuatu. Seorang pemimpin yang berintegritas, tidak akan mudah korupsi atau memperkaya diri dengan menyalah-gunakan wewenang dan kekuasaannya.

Tidak tahukah Anda, setiap kali Anda melanggar prinsip moral, Anda menciptakan keretakan kecil pada dasar integritas Anda. Dan setiap kali Anda mengkompromikan integritas, Anda merusak diri Anda sendiri. Integritas itu tidak akan mengkhianati atau menempatkan Anda dalam posisi yang membahayakan. 
Integritas menjaga prioritas Anda tetap benar. Ketika Anda tergoda untuk mengambil jalan pintas, integritas membantu Anda tetap pada arah yang benar. 
Ketika orang lain mengkritik Anda dengan tidak adil, integritas membantu Anda untuk terus berjalan dan memilih jalan yang benar dengan tidak membalas. 
Ketika kritik orang lain benar, integritas membantu Anda menerima apa yang mereka katakan, belajar darinya dan terus bertumbuh.

Integritas itu menjadi kunci utama kepemimpinan “bagaimana ia membuat keputusan yang benar pada waktu yang benar” dalam bersikap dan berperilaku, karena disitulah terletak pondasi dalam membangun kepercayaan dan hubungan antara individu dalam organisasi.

Orang-orang yang memiliki integritas memiliki kemampuan untuk:

- Mempertahankan keyakinannya secara terbuka dan berani.

Seorang pemimpin perlu memiliki keyakinan ketika memberikan tugas kepada bawahannya. Hal ini dimaksudkan agar dia tahu tugas seperti apa yang akan dijalankan serta orang seperti apa yang akan menjalankan perintahnya.
Agar dapat dijalankan dengan baik maka dia harus mampu memberikan pemahaman tentang deskripsi pekerjaan. Pemimpin itu harus jelas dalam mendeskripsikan kepada staf atau bawahan tentang apa yang hendak dijalankan. Dan juga secara terbuka dan berani menunjukkan kelebihan dan kelemahan dari tugas tersebut.

- Mendengarkan kata hati dan menjalani prinsip-prinsip hidup.

Agar dapat menjalankan peran sebagai pemimpin yang memiliki integritas tinggi, maka perlu untuk mendengarkan kata hati dan menjalankan prinsip hidup yang baik.
Misalnya saja, ketika seorang pemimpin melakukan tindakan yang melanggar norma, pasti dalam hatinya dia tahu bahwa apa yang dilakukannya itu tidak baik dan bertentangan dengan prinsip hidupnya.
Sebenarnya dia, sebagai pemimpin, juga mengetahui dampak yang dapat terjadi pada dirinya dan lingkungannya. Namun, banyak faktor yang memengaruhi sehingga kata hati itu tidak mampu lagi untuk ia dengarkan.

- Bertanggung jawab

Tanggung jawab adalah tanda dari kedewasaan pribadi. 
Orang yang berani mengambil tanggung jawab adalah mereka yang bersedia mengambil risiko, memperbaiki keadaan, dan melakukan kewajiban dengan kemampuan yang terbaik.
Sementara itu, orang yang melarikan diri dari tanggung jawab merasa seperti sedang melepaskan diri dari sebuah beban, padahal tidak demikian. Semakin kita lari dari tanggung jawab, semakin kita kehilangan tujuan dan makna hidup. Kita akan semakin merosot, merasa tidak berarti dan akhirnya menjadi pecundang.

- Dapat dipercaya

Kehidupan kita akan menjadi dipercaya, apabila perkataan kita sejalan dengan perbuatan kita.

- Konsistensi

Konsisten berarti tetap pada pendirian. Orang yang konsiten adalah orang yang tegas pada keputusan dan pendiriannya tidak goyah.

Konsisten bukan berarti sikap yang keras atau kaku. Orang yang konsisten dalam keputusan dan tindakan adalah orang yang memilih sikap untuk melakukan apa yang benar dengan tidak bimbang, karena keputusan yang diambil beradasarkan fakta yang akurat, tujuan yang jelas, dan pertimbangan yang bijak. Selalu ada harga yang harus dibayar untuk sebuah konsistensi dimulai dari penguasaan diri dan sikap disiplin.

- Bertindak secara terhormat dan benar.

Pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi, tentunya memiliki kemampuan untuk bertindak terhormat dan benar. Namun, posisi atau kedudukan yang terhormat tidak selalu diikuti dengan perilaku yang benar. Sehingga pemimpin sering kali terjebak oleh posisinya dan memanfaatkannya untuk hal-hal yang tidak terhormat. Hal ini menunjukkan ke-tidak-konsekuenan dalam kepemimpinannya.

Konsistensi antara peran dan kedudukan dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin menjadi sangat penting

- Dapat mendisiplinkan diri

Banyak orang keliru menggambarkan sikap disiplin sehingga menyamakan disiplin dengan bekerja keras tanpa istirahat. Padahal sikap disiplin berarti melakukan yang seharusnya dilakukan, bukan sekedar hal yang ingin dilakukan.
Disiplin mencerminkan sikap pengendalian diri, suatu sikap hidup yang teratur dan seimbang. 


Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa: tanpa integritas, motivasi menjadi berbahaya; tanpa motivasi, kapasitas menjadi tak berdaya; tanpa kapasitas, pemahaman menjadi terbatas; tanpa pemahaman, pengetahuan tak ada artinya; tanpa pengetahuan, pengalaman menjadi buta.

Integritas adalah kunci utama yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin agar hidupnya bisa membawa dampak dan pengaruh bagi orang lain, dan mampu untuk menghasilkan pekerjaan yang berkualitas tinggi, prestasi luar biasa, serta kinerja yang selalu melampaui target.


Stephen R.Covey - “Honesty is telling the truth, in other word, conforming our words reality. Integrity is conforming to our words, in other words, keeping promises and ful-filling expectations.”

Komentar