STOP NEGATIF THINKING



"Kebenaran yang dihasilkan dari persepsi Anda belum tentu menjadi benar dipersepsi orang lain" – Djajendra

Salah satu kebiasaan dan perilaku yang kurang baik, tapi terlalu sulit untuk disadari adalah sifat suka menilai orang lain. Mungkin sangat banyak waktu dihabiskan untuk menilai orang lain daripada menilai diri sendiri. Seolah-olah hidup ini harus terfokus untuk melihat orang lain, dan untuk menilai mereka, lalu membahas secara tuntas tentang sikap, sifat, perilaku, kebiasaan, dan tindakan mereka. Dan, diri sendiri selalu lupa untuk bertanya kepada dirinya sendiri, “siapa aku”?

Ketika seseorang menyibukkan hidupnya dengan mengundang perilaku orang lain ke dalam hidupnya, maka dia akan lupa untuk berpikir buat pertumbuhan, perbaikan, dan kemajuan kepribadiannya sendiri yang lebih berkualitas. 
Bukankah ini sebuah kerugian besar buat kemajuan diri sendiri? 
Semua orang pasti paham bahwa kualitas hidup dalam kebahagiaan hanya bisa dimiliki, pada saat seseorang mampu memahami dan mengenal diri sendiri dengan baik. Dan bila orang-orang lebih suka mengenal diri orang lain daripada diri sendiri, apakah mungkin dia meraih kualitas hidup dan kebahagiaan?

Apakah salah kalau seseorang menilai orang lain? Tidak salah, tapi perilaku yang terlalu terbiasa untuk menilai kekurangan dan kelemahan orang lain, hanya akan menghasilkan ketidakbahagiaan ke dalam diri sendiri. Artinya, kekurangan dan kelemahan orang lain itu adalah energi negatif, yang berpotensi masuk ke dalam diri sendiri, dan mengurangi perasaan bahagia. 
Jadi, lebih baik menilai diri sendiri dan memperbaiki hal-hal yang masih kurang, agar diri bisa menjadi pribadi yang berkualitas, untuk menghasilkan kehidupan yang lebih indah dalam kebahagiaan.

Menurut hasil penelitian terkini, penilaian Anda terhadap orang lain bisa dihubungkan dengan kepribadian Anda sendiri, meski Anda tidak menyadarinya, bahkan hal-hal yang tak Anda sadari, atau petunjuk yang mengartikan bahwa Anda sebenarnya orang yang manis atau kejam. Sesungguhnya, persepsi kita terhadap orang lain akan menceritakan siapa diri kita sebenarnya. Kata-kata kita juga bisa menguak persepsi negatif di diri kita, seperti narsisme, antisosial, bahkan kelainan jiwa jika kita berucap buruk tentang orang lain.

Seseorang yang memiliki kecenderungan untuk mendeskripsikan orang lain dengan kata-kata yang positif mengindikasikan bahwa dirinya memiliki sifat positif. 
Studi ini menemukan adanya ikatan yang kuat antara penilaian positif seseorang terhadap besarnya antusiasme, kebahagiaan, kebaikan hati, dan stabilnya emosional orang itu sendiri. Makin positif, makin puas ia akan hidupnya, dan sebaliknya.

Sementara persepsi negatif terhadap orang lain bisa dihubungkan kepada tingginya level narsisme dan sikap antisosial seseorang. Persepsi yang negatif yang berlebihan tentang orang lain bisa menunjukkan bahwa orang tersebut punya sifat keras kepala, tak bahagia, neurotik, atau memiliki kepribadian yang negatif.

Dan bagaimana jika berlaku sebaliknya ? Bagaimana jika kita yg disalahapahami oleh oranglain ? Berikut hal-hal yang diperhatikan orang saat mereka bertemu dengan kita :

Tulisan

Menurut beberapa studi, tulisan seseorang dapat menunjukkan sikap dari orang tersebut. Orang yang selalu mempunyai tulisan yang kecil cenderung malu, pendiam dan suka belajar. Sedangkan orang yang memiliki tulisan besar cenderung outgoing.
Mereka yang mengambil hal-hal serius akan lebih banyak melakukan tekanan saat menulis, sedangkan penulis yang lebih suka menggunakan penanya dengan santai cenderung berempati dan lebih sensitif.

Warna favorit

Warna pakaian yang dominan kamu kenakan mencirikan siapa kamu sebenarnya. 
Orang yang biasa menggunakan hitam biasanya lebih sensitif, artistik dan sangat detail. Sama halnya dengan hitam, orang yang menyukai warna biru juga sensitif dan lebih perhatian. Sedangkan orang yang menyukai warna merah akan lebih proaktif. Orang yang suka mengenakan warna hijau termasuk orang yang loyal.
Beda lagi dengan orang yang suka mengenakan pakaian berwarna putih, mereka lebih terorganisir dan mampu berpikir logis.

Cara menggigit kuku

Perilaku tubuh yang menonjol lebih bisa mengatakan banyak tentang kepribadian kamu. Bagaimana tubuh kamu bereaksi terhadap situasi, apakah dengan memainkan rambut, menggigit kuku atau melipat tangan untuk mengungkapkan ketidaksabaran, frustasi, kebosanan dan ketidakpuasan. Menurut penelitian, mereka yang suka menggigit kuku cenderung perfeksionis sehingga sering merasa tegang dan gugup.

Kondisi sepatu 

Kita bisa menilai seseorang hanya dengan melihat sepatu mereka. 
Hanya dengan memeriksa biaya, gaya, warna dan kondisi sepatu kita sudah bisa menebak sekitar 90% dari karakteristik si pemilik. Misalnya seperti pendapatan hingga usia.

Mata

Mata adalah jendela jiwa. Mata kita dapat memberitahu banyak tentang diri kita, apa yang kita pikirkan dan rasakan, apakah kita sedang berbohong atau tidak. 
Menurut penelitian, orang dengan mata biru kurang menyenangkan dan lebih cenderung pecandu alkohol dibandingkan orang yang bermata gelap. Selain itu kurangnya menatap mata menandakan kurangnya seseorang tersebut dalam mengontrol diri dan memiliki kemauan yang lemah.

Ketepatan waktu

Bagaimana kita muncul saat pertemuan atau janji pertama akan membentuk kesan pertama kita juga. Terlambat untuk acara yang penting artinya kita telah membuat kesan negatif terhadap diri kita sendiri. Sedangkan jika kita datang lebih awal dalam sebuah janji berarti kita sangat memperhatikan waktu orang lain. Hal ini juga dapat memotivasi keduanya.

Cara berjabat tangan

Orang-orang dengan jabat tangan yang kuat memancarkan kepercayaan diri dan mencerminkan karakter yang kuat. Orang-orang tersebut juga cenderung ekstrovert, ekspresif dan kurang bisa tenang. 
Sedangkan orang jabat tangan yang lemah, mereka kurang percaya diri dan menginginkan jalan keluar yang lebih mudah. 
Cara kita menawarkan jabat tangan saja juga bisa melihat apakah kita seorang yang angkuh atau tulus.


Jadi, ternyata, nasihat orangtua kita untuk tidak berkata buruk tentang orang lain itu memang benar, kan?

Komentar