PERAN AYAH DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK




Pada umumnya, seorang ibu mempunyai porsi pengasuhan yang lebih besar terhadap buah hatinya dibanding dengan seorang ayah. Sejak kecil, anak memang terbiasa untuk dekat dengan seorang ibu. Namun, itu saja tak cukup untuk membentuk karakter positif anak. Peran ayah juga sangat penting dalam pembentukan karakter anak.

Anak memang sejak kecil pasti dekat dengan ibu karena secara natural ibulah yang mengandung, menyusui dan mendampingi mereka tumbuh. Tapi ternyata, untuk membentuk karakter positif anak, tak cukup hanya sang ibu yang berperan. Ayah juga harus menyediakan waktu untuk memperhatikan perkembangan anak karena dapat memberi pengaruh besar dalam membentuk karakter anak.

Tanpa adanya seorang figur ayah yang cukup kuat, anak nantinya akan mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi mereka. Mulai dari menangani kekuatan fisik, belajar untuk menghadapi diri sendiri dan juga orang lain.
Karakter seorang ibu yang cenderung selalu mengalah dan menghindari perkelahian karena merasa khawatir akan terluka dan menyebabkan sesuatu menjadi rusak, tentu akan sangat berbeda dengan karakter seorang ayah. Dari ayah, seorang anak bisa belajar bagaimana cara bersikap, control diri, belajar utk tidak bersikap kasar dan juga meminta maaf jika salah.

Tapi dalam contoh kejadian sehari-hari, tak jarang seorang ayah yang kelelahan dan tertekan di pekerjaan malah membawa kemarahan dan ketidaknyamanan bagi anak-anaknya di rumah. Anak yang ingin mengajak bermain dianggap mengganggu istirahat, anak yang ingin dekat secara emosional dianggap terlalu manja, atau anak yang bertanya dijawab seadanya sehingga akhirnya akan timbul jarak antara seorang ayah dengan anaknya.



Dalam pembentukan karakter positif anak, ada poin di mana orangtua harus menjadi contoh dalam berperilaku baik. 
Saat umur anak mencapai lima tahun, memang anak biasanya akan lebih dekat dengan ibunya. Tapi di atas itu, ia akan mencari sosok lain, dalam hal ini sosok ayahlah yang menjadi peran penting Karena itu, ayah harus segera masuk. Biasanya jika anak dilarang bermain atau melakukan sesuatu oleh ibu, ia akan mengadu ke ayah. 

Di situlah celah ayah untuk membentuk karakter positif anak. Misalnya dengan menasehati anak bahwa kita harus menghormati orangtua, bilang bahwa ibu melarang karena ada maksud baik di belakangnya. Hal-hal seperti itulah yang membuat peran ayah sangat penting,

Peran ayah memberi dia contoh bagaimana jadi pribadi yang mandiri, bisa mengambil keputusan, bertanggungjawab dan lain-lainnya lewat  tingkah laku ayah. Kemudian, selalu ajak anak untuk berinteraksi seperti bermain, menonton bersama, membersihkan mobil, dan kegiatan-kegiatan lain agar anak juga punya ikatan yang kuat dengan ayahnya.

Penelitian menunjukkan bahwa jika ayah menunjukkan kasih sayang, mendukung, dan terlibat langsung dalam kegiatan anaknya, ayah dapat berkontribusi besar terhadap perkembangan kognitif, bahasa, dan sosial anak, serta berkontribusi pada prestasi akademik, kepercayaan diri, dan jati dirinya.

Setiap perilaku ayah akan dilihat dan jadi panutan anak, jadi kita haruslah menjaga sikap kita. Ayah harus bekerjasama dan bersinergi dengan ibu untuk mendidik anak, agar anak tumbuh dengan memiliki karakter yang positif dan kuat.
Seorang anak sangat mendambakan kasih sayang ayahnya. Hal material seperti membelikan apa yang mereka mau memang bisa menutupi sedikit kekosongan yang dialami si-anak teapi itu sifatnya sementara, tetap anak itu tetap merindukan kehadiran sang ayah dalam hidupnya. Uang tidak bisa menggantikan semua itu.

Ketidakberhasilan seorang ayah dalam mendidik anak-anaknya akan semakin jelas ketika anak-anaknya sudah mulai menginjak masa remaja.
Jika mereka tidak melihat ayahnya sebagai sosok yang bisa diteladani, maka sikap melawan dan membrontak pada perintah ayahnya akan mulai nampak ketika anak-anak itu memasuki masa remaja.
Kasus-kasus seks pranikah makin banyak. Selain mengindikasikan adanya masalah dalam sistem keluarga, khusus untuk remaja, seks pranikah menunjukkan miskinnya informasi yang didapat anak lewat orangtuanya. Tentu saja, orangtua tidak bisa berharap banyak jika informasi mengenai seks diberikan saat anak menjelang remaja; apalagi kalau mereka mulai mengenal lawan jenis atau berpacaran.

Anak-anak perempuan yang menerima cinta yang cukup dari ayah mereka tidak mudah mengubar-umbar cinta ke sembarang pria di sekitarnya.

Salah satu sisi pengaman anak perempuan kita agar tidak mudah terjebak dalam seks pranikah adalah kedekatan dengan sang Ayah. Dia membutuhkan figur seorang pria yang baik, pengasih dan penyayang. Dia pertama-tama mengenal “dunia” pria dari sang ayah. 
Dia mendapatkan identitas seksual sebagai perempuan dari sang Ayah yang memperlakukan dia sebagai anak putri dengan baik.

Dia bangga menjadi seorang wanita karena ayahnya menekankan itu di rumah. Karena itu dia berusaha menjaga kesuciian dirinya sebagai perempuan, dan tidak ingin mengecewakan ayahnya hanya karena kesenangan pergaulan dengan temannya.



Kelimpahan kasih, penghargaan dan pujian dari sang Ayah, akan membuat putri kita tak mudah jatuh dalam rayuan gombal temannya. 
Yang mendekati putri kita hanya untuk kepentingan pribadinya. Putri kira tahu menilai mana pria yang bertanggungjawab dan mana yang tidak. Anak kita tidak kan sembarangan menyerahkan dirinya pada laki-laki yang integritasnya tidak jelas. Dia punya patron, pria yang baik seperti Ayahnya.
Anak-anak perempuan yang menerima cinta yang cukup dari ayah mereka tidak mudah mengubar-umbar cinta ke sembarang pria di sekitarnya. Dia mendapat cukup cinta dan perhatian dari pria terbaik dalam hidupnya saat ini, yaitu ayahnya. 
Dengan kasih sayang dan memberi kebutuhan anak, maka karakter seksual anak terbentuk dengan baik. Inilah modal dia mampu berkata TIDAK, saat digoda dalam pertemanannya dan terhindar dari hubungan seks pranikah.

Sebaliknya, jika dia tidak punya model dan kasih pria yang baik di rumah, dia akan mencari cinta dari teman-teman pria di luar rumah, dalam pergaulannya. Tapi akan sangat bahaya jika dia mendapatkan di tempat yang salah, pertemanan yang tidak bertanggungjawab.

Para Ayah, jangan sampai mengabaikan kebutuhan putra putri kita. Anak-anak yang diabaikan ayahnya mengalami hambatan emosi tiga kali lipat dibandingkan mereka yang kekurangan kasih ibu. Tidak heran Kitab Suci penuh dengan petunjuk tentang peran para ayah. Tuhan memberikan peranan yang besar pada seorang ayah dalam keluarganya.




Keluarga adalah tempat anak belajar menjadi suami, istri dan nilai sebuah keluarga. Salah satu yang harus dipelajari seorang anak laki-laki adalah menghargai dan menghormati perempuan. Demikian juga putri kita menghargai pria. Keluarga juga tempat anak kita diterima apa adanya, termasuk saat dia gagal memenuhi harapan kita sebagai orang tua.

Untuk pencegahan, maka setiap orangtua harus memastikan bahwa remajanya memiliki perasaan “diri saya berharga”. Rasa diri berharga ini didapat dari perasaan aman dan dikasihi yang berasal dari ikatan yang sehat dengan orangtua, yang dibangun sejak bayi.


Komentar